Kamis, 26 Juli 2012

Di Hari Ulang Tahunnya

Lima bulan tiga hari yang lalu kami memutuskan untuk mengakhiri hubungan istimewa diantara kami dikarenakan tidak adanya kata sepakat dan hal ini kami lakukan melalui percakapan online lewat whatsapp messanger (WM). Banyak rasa yang menghinggapi diriku dengan keputusan tersebut dihari itu, ibarat permen ada manis, asem, asin dan mungkin rasa-rasa lain yang tidak bisa dideskripsikan dengan kata-kata.

Setelah hari itu, bisa dibilang sama sekali tak ada komunikasi diantara kami namun jika sekedar ucapan selamat ulang tahun ketika aku mengulang hari lahir memang ada walau hanya lewat pesan singkat melalui WM. Itupun dituliskan dalam ucapan yang sangat standar, yang buat istimewa adalah tak seperti tahun-tahun sebelumnya, kali ini ia mengucapkannya tepat waktu. Selain itu kami pun tak pernah bertemu lagi walau hanya sesaat.

Well, ulang tahun ia kali ini…. terus terang aku sempat bingung tentang apa yang harus aku lakukan perlukah memberinya kado, bahkan sempat terpikir bahwa kado terindah adalah kehadiran. What? Ketemuan? Terus setelah ketemuan mau ngapain gitu? Akhirnya aku tepiskan semua wacana tersebut and lets make it simple but sweet :-)

Ta…da… harinya pun tiba, dan aku sama sekali gak ada persiapan namun ada satu semangat bahwa aku akan menjadi orang yang pertama kali (mungkin juga yang terakhir secara hampir tidak ada yang tau/ingat dengan jelas hari ulang tahunnya) memberinya ucapan pada pukul 00.00 WIB. Sengaja malam itu aku begadang sambil ngoprak-ngoprek power bank, modem dan registrasi kartu perdana untuk modem (biasanya kalau untuk modem aku lebih suka beli kartu perdana baru dibanding harus isi ulang pulsanya, karena secara ekonomis cara seperti ini jauh lebih murah).

Singkat kata, pada pukul 00.00 WIB aku mengirimkan sebuah pesan lewat WM ke nomor barunya yang biasa kami gunakan untuk berkomunikasi via WM tapi kok tanda centangnya cuma satu, artinya tak terkirim selain itu tanggal yang tertera pada last seen kok ya sudah satu bulan lebih, rasanya ada yang janggal. Otak ku terus berputar dan coba observasi hingga akhirnya aku teringat nomor lama yang sudah sempat di non aktifkan ternyata tampak juga sudah menggunakan WM lalu tanpa berpikir panjang lebar aku pun mengirim ucapan ke nomor tersebut, kali ini ada tanda centang dua… syukurlah berarti terkirim tapi ada satu tanya yang menari dalam benakku : “apakah itu masih nomornya?”

Setelah menunggu cukup lama dan tak ada respon dari dirinya (yang rasanya tidak mungkin kalau ia tidak merespon ucapan dariku, secara dirinya bisa dibilang cukup responsif) juga dihantui rasa penasaran dengan nomor lamanya akhirnya walau penuh keraguan aku coba menelpon ke nomor tersebut. Nada sambung cukup lama telpon tersebut tak terjawab, apakah orang yang ditelepon sudah tidur? secara sudah pukul 00.20 WIB. Nyaris putus asa, hampir saja aku tutup telepon tersebut hingga akhirnya ada suara dari sana “selamat pagi” (ahhhh, akhirnya terjawab juga).

Diluar dugaan dirinya justru bingung ketika aku beri ucapan selamat dan rupanya ia sama sekali tidak ingat kalau hari itu adalah hari ulang lahir dirinya (atau mungkin cuma pura-pura aka akting saja? Entahlah…). Tampaknya ia begitu senang dan antusias dengan telepon dari diriku, hal ini terbukti dari suaranya yang terdengar begitu bersemangat, sumringah dan bercerita banyak hal mulai hingga menanyakan beberapa opini juga rencana ke depan… padahal saat itu ia baru saja sampai rumah dari berpergian cukup jauh yang pastinya cukup lelah. Pembicaraan kami pun panjang-lebar, depan-belakang, kanan-kiri, atas bawah dan lain-lain hingga aku tak kuat lagi untuk menahan kantuk yang ditandai dengan bodyku yang berasa panas dingin karena begadang.

Sebelum aku akhiri pembicaraan, aku pun menanyakan kepadanya apakah ada yang mau dibicarakan lagi atau tidak… tampaknya ia belum puas dengan percakapan kami yang pertama kalinya ini sejak lima bulan tiga hari yang lalu. Akupun menjelaskan alasan kenapa aku ingin menyudahi pembicaraan tersebut dan menyampaikan kondisi bodyku, syukurlah ia mau mengerti dan tanpa aku tanya ia pun menceritakan alasannya kenapa selama ini ia tidak contact diriku walau sebenarnya ingin. Hmmmmm, jujur bingung juga siy apakah itu alasan yang sesungguhnya atau sebenarnya ia gengsi? Wallahu’alam bin syawaf…. ia pun minta izin agar aku memperbolehkan dirinya contact aku lagi dan mengutarakan keinginannya untuk mengajak aku nonton… Tak terasa lima puluh menit lebih kami berbincang-bincang seru.

Di hari ulang tahunnya kali ini, syukur alhamdulillah kebekuan diantara kami dapat cair kembali dan Insya Allah tali silahturahmi pun bisa terjalin lagi. Aku tidak tahu apa yang akan terjadi nanti, apakah kami akan bersatu kembali atau tetap dengan status kami yang seperti sekarang… aku hanya bisa mengikuti kemana air mengalir… let it flow…

Kalau boleh jujur, aku sungguh bahagia bahwa cinta pernah menyatukan kami tapi aku juga sedih karena perbedaan keyakinan memisahkan kami dan tidak dapat menyatukan kami… aku sudah pasrahkan hal ini kedalam genggaman Illahi Rabbi, apapun jadinya hubungan kami nanti… aku percaya bahwa IA sebagai Sang Maha Dalang sudah mengaturnya sedemikian rupa dan aku hanya sebagai wayang harus pasrah mengikuti Sang Maha Dalang….

Selamat mengulang hari lahir ya CoKlat, wish you all the best… semoga bukan cuma aku seorang diri yang mengingat hari ulang tahunmu dan memberikan ucapan di hari yang tepat… semoga ulang tahunmu kali ini membawa banyak keberkahan dalam hidupmu J dan semoga segera ada berita baik mengenai tawaran pekerjaan yang sedang dalam proses negosiasi ini, lalu dimudahkan dan dilancarkan oleh-Nya yaaa, amiiinnn… take care…

“…Kita telah lewati rasa yang pernah mati
Bukan hal baru bila kau tinggalkan aku
Tanpa kita mencari jalan untuk kembali
Takdir cinta yang menuntunmu kembali padaku…”
[Seluruh Nafas – Last Child]

.:SiBart @250712 – WrittenToCelebrateYourBday:.

Tidak ada komentar: