Minggu, 22 April 2012

2 x 22 Telah Berlalu

"Tuhan Sang Maha Dalang...hamba pasrahkan hubungan kami hanya pada-MU. Jika memang takdirmu mempersatukan kami dalam ikatan suci-MU mengikuti sunah Rasul-MU tuntunlah ia kembali padaku dengan keyakinan dan keputusan yang sudah berubah yaitu menyamakan perbedaan yang ada juga tujuan yang sama. Mudahkan dan lancarkan segalanya bagi kami, ijinkanlah kami membentuk keluarga cantik yang sakinah, mawadah dan warohmah bersama kami mengagungkan nama-MU namun jika kau tuliskan dirinya bukan untukku hilangkanlah rasa cinta dan rindu untuknya dalam diriku. Berilah petunjuk-MU apa yang harus hamba lakukan yaa Rabb. Berilah hamba hati yang ikhlas dan ridho atas apa yang telah kau tuliskan pada hamba, berilah hamba kekuatan dalan menjalani semuanya, bimbinglah selalu hamba agar bisa mendapat ridho, magfirah dan surga-MU. Untuk dirinya yaa Rabb, dalam jarak hamba titipkan ia hanya pada-MU. Sentuhlah hatinya dengan kasih-MU, lindungi dan jagalah dirinya dimanapun ia berada, sayangi dan cintailah ia dengan segenap cinta-MU, sampaikan cinta dan rinduku untuknya. Rabb, hanya pada-MU hamba sandarkan untaian doa dan harapan, kabulkanlah doa hamba yaa Rabb. Aminnn... aminnn... aminnn... yaa Allah... yaa Robbal 'alamin"

Pagi itu sebelum berangkat kerja seperti biasa aku menyapa dirinya melalui sebuah messanger dan kebetulan di hari itu ada sesuatu hal yang ingin aku tanyakan padanya. Percakapan kamipun berkembang ke berbagai hal hingga akhirnya terpikir untuk sekalian menanyakan pertanyaan yang sudah sering kali aku tanyakan namun selalu terjawab absurd. Beginilah sebagian dari percakapan kami via sebuah messanger :

aku Hm.... ngemeng2 apa kita gak mau “nyusul” si Awan menikah biar kala ada yg h*rn* bisa disalurkan ke tempatnya
dia Ahhh... sdh ada kanalnya kok... buat gw lohhh... :-D
Gak tahu gmn dng dirimu... :-(
Cm bejanda loh....
akuTuh kan.... :-(
Pasti nge-les dech... :-(
diaNgeles?
Mau dimulai debatnya nihhhhh....
Ahhh... gak usahlah, baru saja kita bs cangbincang yg seruuu kok...


Memang kalau dirunut-runut, kami itu baru sekitar tujuh hari kembali berkomunikasi setelah hampir tiga minggu kami loss contact atau idle. Ke-idle-an ini pun terjadi karena aku menanyakan hal yang cukup sering aku tanyakan dan seringnya selalu jawaban absurd yang aku terima sehingga aku merasa tidak puas atas ketidak-konsisten-an jawaban darinya. Hm.....mungkin juga dirinya merasa jengah atau terpojok atau merasa tertekan dengan pertanyaanku.

Mau tau apa pertanyaan yang sering aku tanyakan itu? Ya, seperti kebanyakan perempuan pada umumnya, setelah menjalani proses pendekatan dan jalan bersama untuk waktu yang cukup lama walaupun waktu yang cukup lama disini pasti relatif sekali di sini. O ya, hubungan dekat yang sudah kami jalani bersama ini sudah terjalin sejak 15 Mei 2009 dimana menurutku sudah lebih dari cukup untuk meningkatkan status hubungan ke tingkat yang lebih tinggi lagi, naik kelas atau sama-sama menuju tujuan yang sama untuk menjadi tua bersama membentuk keluarga kecil bahagia bersama memuliakan nama-Nya. Untuk itulah aku bisa dibilang cukup sering menanyakan kelanjutan dari hubungan kami, masa mau begini terus kapan mau diresmikan sehingga kami punya cukup waktu untuk mempersiapkan segala sesuatunya.

Penasaran mau tau bagaimana kelanjutan percakapan kami dihari itu? Baiklah, berikut lanjutannya :

diaSaya siap u/ hidup sendiri, itu opiniku...
Semangat pagi .... sukses u/ hari ini yaaaa....
akuJd memang sdh gak ada kemungkinan/harapan yaaa....?
Semangat pagi, sukses juga u/ hari ini yaaaa......
diaGak ada harapan? Kyknya bkn saya yg tdk berikan hal itu.... Knp topiknya jadi begini yaaa...
akuBukan dirimu yg tdk berikan hal itu? Jd siapa dunk???
Knp topiknya jd begini? Entahlah mgk memang sdh diatur sm “dalang”nya kalee...
diaKyknya dikau yg ngotot u/ nikah dng minta spy saya pindah agama. Smtr saya mengusulkan spy kita tetap pd agama kita masing2....
Sbg syarat u/ menikah...
*jadijugadebatnya...
akuO itu....
APS YTH.....
Tujuan u/ menikah itu adlh membentuk keluarga yg sakinah, mawadah dan warohmah....
Apakah tujuan itu bisa tercapai o/ pernikahan yg beda agama? Jwbnya tidak...
Makanya daku selalu memberi waktu u/ dirimu berpikir setiap dirimu mnt waktu...
Tapi tampaknya dirimu tdk pernah serius memikirkan hal tsb....
Jujur, sy merasa digantung2....
Malah kdg kepikiran jelek, kl dirimu hny mau mempermainkan gw...
Huhhhhh.... Bodohnya gw yaaaa....
......Silakan kalau mau kasih tanggapan......
Tp nt gw menanggapinya lbh lanjutnya jika sdh jam 12 yaaaa....
* maksudnya pada saat istirahat makan siang
diaSy tdk pernah py niat u/ membuat dirimu sedih, apalagi mempermainkan dan menggantung status.....
Sy kira dirimu sdh tau dimana posisi saya....
Tapi bila memang dirimu butuh kepastian, saya berikan keputusan ini....
Saya tidak mau meninggalkan agama yg sy ikuti, jalani, dan sy geluti sejak sy kecil.
Untuk itu, mari kita sadari posisi kita itu. Caranya dgn menghentikan hubungan yg terjadi selama ini.
Sy mhn maaf u/ semua kesalahan yang saya buat
Saya beruntung bisa kenal secara intim dng dirimu
Tapi, bila memang harus berhenti. Maka memang harus berhenti.
Demikian...
APS...


Setelah jam istirahat tiba, dengan diawali menyebut nama-Nya yang Maha Pengasih dan Maha Penyayang serta setelah memikirkan secara komprehensif dan memohon petunjuk pada-Nya dengan hari ikhlas penuh harap berpasrah hati, aku berusaha sekuat tenaga untuk memberi tanggapan sesuai janjiku.

akuInnalillahi wa inna ‘illaihirojiun... “sesungguhnya kita semua adalah milik-Nya dan kita semua akan berpulang kepada-Nya”
Jd itu keputusanmu? Baiklah, kl memang itu sdh mjd keputusanmu gw terima dng lapang dada *tp knp gak dr dulu aja siy ?
Semoga ini adlh keputusan yg terbaik u/ kita berdua....
Gw jg udh pasrahkan mengenai hubungan kita kepada-Nya....
“.....dengan berserah diri kpd-Nya hati mnjd tentram”
FYI hr ini 4 thn yg lalu (22/02/08) gw kehilangan bokap gw....
Well, mgk memang sdh “jln” gw....
Anyway gw mohon maap u/ semua hal2 yg krg berkenan baik yg disengaja maupun yg tdk.....
Pd kesempatan ini gw jg mengucapkan terima kasih u/ bny hal yg gak bs gw sebutkan satu per satu....
Gw berdoa u/ kebahagiaan dirimu, sukses selalu yaaaa....
Bismillahirohmanirrohim.... Dng menyebut nama-Nya yg Maha Pemurah dan Maha Penyayang, semoga IA akan segera memberiku penggantimu yg bisa u/ diajak membangun keluarga yg sakinah, mawadah dan warohmah....
PS : uang yg USD. 100, nt gw transfer IDR sbsr yg dulu dikau transfer yaaa


Demikianlah pembicaraan kami via chatting menggunakam whatsapp messenger di hari itu Rabu 22/02/12 dan merupakan pembicaraan terakhir hingga tulisan ini dibuat. Kalau ditanyakan bagaimana perasaanku saat itu? hmmmm.... tak dapat diungkapkan dengan kata-kata...

Keesokan harinya aku segera mentransfer uang sejumlah yang aku sebutkan diatas ke rekening dirinya, namun entah mengapa aku tidak mengkonfirmasi kepadanya. Mungkin dengan harapan ketika dirinya mengetahui ada dana masuk ke rekeningnya, ia akan segera menghubungi aku tapi ternyata tidak.

Hari ini, saat tulisan ini dibuat genap dua bulan sudah kami tak saling berhubungan dan berkomunikasi. Akankah ini akhir sesungguhnya dari hubungan kami? Haruskah hubungan yang selama ini terjalin dengan begitu indahnya harus berakhir karena perbedaan keyakinan? Dapatkah terjalin lagi? Atau sekedar menjaga tali silaturahmi??? Wallahu’alam bin shawab, hanya Tuhan yang tau apa makna dan tujuan dari semua ini, biarlah Tangan-Nya yang kuasa mengaturnya untuk kami.....

"RABBANA HABLANA MIN AZWAANIA, WA DZURRIYYATINA QURRATA A'YUNIW, WAJ'ALNA LIL MUTTAQIENA IMAAMAA"

"Ya Tuhan kami, anugerahkanlah kepada kami jodoh [2] kami dan keturunan kami sebagai penyenang hati (kami), dan jadikanlah kami imam bagi orang2 yang bertakwa" (QS 25:74)

“ROBBI LAA TADZARNI FARDAN WA ANTA KHOIRUL WAARITSIN”
“Ya Allah janganlah engkau tinggalkan aku seorang diri dan engkau sebaik2nya dzat yang mewarisi”

“ROBBI HABLII MILLADUNKA ZAUJAN THOYYIBAN WAYAKUUNA SHOOHIBAN LII FIDDIINI WADDUNYAA WAL AAKHIROH”
“Ya Robb, berikanlah kepadaku suami yang terbaik dari sisi-Mu, suami yang juga menjadi sahabatku dalam urusan agama, urusan dunia & akhirat”

"ALLAAHUMMAFTAHLII HIKMATAKA WANSYUR ‘ALAYYA MIN KHOZAA INI ROHMATIKA YAA ARHAMAR-ROOHIMIIN”
“Ya Allah bukakanlah bagiku hikmah-Mu dan limpahkanlah padaku keberkahan-Mu, wahai Yang Maha Pengasih dan Penyayang”

"ROBBI INNII LIMAA ANZALTA ILAYYA MIN KHOIRIN FAQIIR"
"Ya Robb, sesungguhnya aku sangat memerlukan suatu kebaikan yang Engkau turunkan kepadaku” (Q.S. 28 : 24)


“HASBUNALLOOH WANI’MAL WAKIIL NI’MAL MAULA WANI’MAN NASHIIR”
"Cukuplah Allah menjadi Penolong kami dan Allah adalah sebaik-baik Pelindung, Dia adalah sebaik-baik Pelindung dan sebaik-baik Penolong" (Q.S. 3 : 173 & 8 : 40)

“ROBBANAA HABLANAA MIN AZWAAJINAA WADZURRIYYAATINAA QURROTA A’YUN WAJ ‘ALNAA LIL MUTTAQIINA IMAAMAA”
“Ya Tuhan kami, anugerahkanlah kepada kami istri2 kami dan keturunan kami sebagai penyenang hati (kami) dan jadikanlah kami imam bagi orang2 yang bertakwa”(Q.S. 25 : 74)

.:SiBart @220412:.

Tidak ada komentar: