Selasa, 15 Maret 2011
Senang, Bingung Juga Sedih
...seperti hari-hari lainnya, aku selalu merindukannya walau kadang terbersit tanya apakah dirinya merindukanku juga seperti aku merindukan dirinya? Tuhan hanya KAU yang tahu...
Sejak komunikasi malam minggu yang lalu kita belum komunikasi lagi, sama sekali.. gak sms, gak saling telpon, gak email juga gak chatting. Dalam lubuk hatiku berpikir mungkin beberapa hari sama sekali tanpa komunikasi akan buat kami semakin rindu sehingga saat berkomunikasi kembali kami bisa saling lepas rindu.
Setelah beberapa hari tak contact dirinya dan begitupun sebaliknya, malam ini dirinya telpon diriku. Kami saling berbagi cerita dan bertanya rencana beberapa hari kedepan. Awalnya obrolan kami berjalan dengan begitu hangatnya walau kadang suaranya suka menjauh dan hilang tapi aku berusaha untuk tetap menjaga kehangatan kami berusaha untuk jujur bahwa aku tidak jelas mendengar suaranya dan minta diulangi atau bertanya mengenai hal yang sedang dibahas, dirinya pun mengulang dan menjawab pertanyaanku dengan berat hati.
Mungkin lelah, emosi atau apalah, makin sering suaranya menjauh dan hilang, main sering aku gak nyambung hingga dirinya mulai mempertanyakan apakah aku masih mau mendengarkan ceritanya, hingga pertanyaan-pertanyaan lain sampai akhirnya dirinya mengungkapkan beberapa kalimat seputar prasangka buruk tentangku. Dirinya berpikir bahwa aku enggan mendengarkan ceritanya, dikira aku sengaja tidak mendengar suaranya, dianggapnya aku tidak fair karena merasa dirinya sudah memberi atensi pada ceritaku sementara aku tidak memberi atensi pada ceritanya, aku dituduh untuk hal-hal yang sama sekali tak terpenah terpikirkan untuk aku lakukan terhadapnya, dll, dll.
Aku tak bisa kontrol emosiku. Aku begitu terperangah, kaget dan shock mendengarnya.. apalagi ketika pembicaraan menjadi panjang lebar keluar dari konteks pembahasan. Jujur aku tidak terima, aku terluka, aku tak kuasa menahan diri.. hanya bisa mendengar dan menjawab dengan suara lirih bahkan terdengar tak jelas. Berulang kali kucoba untuk menjelaskan dengan harapan bisa menetralkan suasana tapi nihil yang kudapat. Sekuat tenaga aku kontrol emosi hanya untuk mengatakan “lebih baik kita sudahi pembicaraan malam ini karena sudah tidak enak lagi” dirinya pun menyetujuinya dan memohon maaf jika sudah menganggu diriku, ingin rasanya menjawab walau hanya dengan satu kata yang terdengar jelas tapi lagi-lagi aku hanya bisa menjawab dengan “EHM” bahkan ucapan selamat malam darinya pun tak mampu lagi untuk ku jawab. Maafkan aku, bukan aku bermaksud tak mau menjawabnya tapi bibirku sudah mampu lagi berkata bagaikan terkunci.
Aku tak tahu pasti apa yang sebenarnya terjadi, kenapa hal ini bisa terjadi. Aku hanya berusaha untuk jujur dan berusaha semampunya untuk menyimak tanpa kehilang satu katapun, sama sekali gak bermaksud untuk tidak menghargai ceritanya apalagi tidak mau mendengarkannya. Berbagai macam pikiran mengapa bisa terjadi dan bagaimana solusinya berkecamuk dalam otak yang bersemayam dikepalaku ini.
Harapanku untuk bisa lepas rindu dengan dirinya sirna sudah. Redupnya malam tanpa bintang mungkin seredup hatiku saat ini. Karena aku belum sempat menjawab kalimat terakhirnya tadi, maka tulisan ini akan aku akhiri dengan ucapan “selamat malam juga, lelaplah tidur dan mimpilah indah” untuk dirinya..
plus berbaris doa...
Tuhan.. dalam hati sendu hamba kembali menghadap-MU dengan dosa-dosa yang telah hamba perbuat baik yang disengaja maupun yang tidak maka ampunilah dosa-dosa hamba
Tuhan.. terima kasih atas segala limpahan rahmat dan berkah yang telah hamba terima hingga saat ini, jadikanlah hamba umat-MU yang selalu pandai untuk bersyukur
Tuhan.. aku yakin KAU tahu apa yang telah terjadi pada malam ini, juga betapa kecewa dan sakitnya aku maka aku mohon berilah aku kekuatan untuk menghadapinya juga jalan keluar yang terbaik atas ketidaknyaman yang telah terjadi
Tuhan.. tolong tunjukanlah yang hak dan yang batil
Tuhan.. dengan cara-MU yang indah mohon sampaikanlah padanya betapa aku menyayanginya bukan hanya dengan hatiku tapi dengan segenap hati-MU yang tak terbatas. Beritahu dirinya bahwa aku gak pernah punya pikiran seperti itu apalagi memang berniat untuk melakukannya. Katakan padanya bahwa aku akan selalu berusaha untuk mendukung dirinya
Tuhan.. terima kasih sudah mendengar sekaligus menjawab doa, kesah dan harapanku. KAU lah sumber kekuatan dan pengharapan bagi diriku
Sekali lagi, terima kasih TUHAN
.: SiBart @150311
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar