Rabu, 02 Mei 2012

Aku Sudah Bisa Berenang...

''Kak Iie, terima kasih ya sudah ngajar-in aku renang. Aku sudah bisa berenang sekarang.'' begitu celoteh Ismi disuatu pagi Hari Minggu ketika aku baru tiba di Rumah Amalia. To be honest... terharu sekali mendengar compliment yang begitu polos dan lugu juga merupakan suatu kebanggaan dan sekaligus suatu kesenangan tersendiri bagiku mendapatkan ''sambutan'' pertama pagi itu dari Ismi. Kalimat tersebut terdengar begitu merdu hingga ke kalbu.

Ismi, begitu panggilannya adalah salah satu dari sekian banyak anak-anak insan mulia yang tergabung dalam Rumah Amalia. Mau tau kenapa Ismi bisa berkata seperti itu kepadaku? Begini ceritanya...

Awal Januari yang lalu saat anak-anak Rumah Amalia sedang melakukan Muhasabah di daerah Puncak (FYI muhasabah ini merupakan kegiatan rutin mereka) salah satu kegiatan dipagi hari adalah ber-olah raga. Setelah melakukan senam bersama, kami bermain bola dan memanfaatkan kolam renang yang ada untuk bermain games.

Alih-alih permainan gamesnya tidak jelas, hingga akhirnya kami sekedar bermain basah-basahan karena ternyata adik-adik ini belum bisa berenang. Melihat kondisi ini, aku dan seorang teman membagi adik-adik dalam dua kelompok yaitu kelompok perempuan dan laki-laki.

Untuk kelompok laki-laki ditempatkan di kolam yang agak dalam. Kelompok laki-laki ini diawasi oleh kakak Amalia yang juga laki-laki, Kak Azhar namanya. Sedangkan kelompok perempuan ditempatkan di kolam yang lumayan dangkal yang lebih rendah dari tinggi rata-rata mereka. Untuk kelompok perempuan ini diawasi oleh aku sendiri tetapi setelah Kak Lia memutuskan untuk ikutan basah-basahan bersama kami, aku dibantu oleh Kak Lia.

Anak-anak tampak begitu senang bisa mencemplungkan dirinya ke kolam renang walaupun mereka tampak kedinginan, namun hal itu bukanlah penghalang bagi mereka untuk bermain air. Awalnya sebelum mulai berenang aku biasa atur pernafasan di dalam air , setelah itu aku baru mulai berenang.

Saat aku sedang istirahat mereka meminta aku untuk mengajari mereka berenang (jadi sebenarnya berawal dari ketidaksengajaan). Lalu segera aku kumpulkan anak-anak yang memang ingin belajar berenang, lalu aku brief mereka untuk beri pengarahan secara teori secara singkat. Setelah selesai memberi teori, akupun memerintahkan mereka untuk berbaris di tepi kolam dengan posisi telungkup dan tangan memegang bibir kolam untuk latihan gerakan kaki. Sebagai dasar, aku ajarkan mereka gaya luncur dulu. Satu per satu dari mereka aku suruh u/ praktek gaya luncur dari ujung ke ujung kolam dengan didampingi aku, sehingga aku bisa langsung memberi masukan jika gerakan mereka ada yang salah. Selesai praktek gaya luncur satu per satu dengan pendampinganku, mereka aku suruh praktek sendiri tanpa aku tapi masih dalam pengawasanku.

Mereka antusias sekali untuk belajar berenang, hal ini terlihat dari semangat mereka yang berapi-api. Satu per satu aku perhatikan gerakan dan tingkah mereka, begitu lucu dan menyenangkan. Aku akui tingkat kemampuan mereka berbeda-beda. Ada yang merasa sudah bisa gaya luncur dan datang padaku supaya aku melihat performancenya, lalu minta diajarkan gaya-gaya lainnya. Sebenarnya, tanpa bermaksud menurunkan semangat mereka...aku menilai gerakan mereka belum sempurna terutama gerakan kakinya yang masih belum beraturan, sehingga aku lebih menyarankan mereka untuk terus berlatih gaya luncur, sempurnakan gerakan kaki baru mereka akan mudah untuk mempelajari gaya-gaya lainnya.

Akhirnya, aku kumpulkan mereka lagi untuk brief gaya bebas dan gaya katak secara singkat tapi yang membuat aku geli ada anak yang begitu semangatnya mau mencoba tapi sayang mereka masih belum menguasai dasarnya, mungkin karena waktu yang tersedia sangat minim sehingga tidak mengcover untuk mentransfer ilmu renang ala kadarnya yang masih aku kuasai sejak aku ikut club renang di kantor (alm) bapakku di Gelora Senayan saat aku SD dulu. Waktu yang tersisa kami lanjutkan dengan melancarkan gaya luncur hingga beberapa dari anak-anak ini sudah ada yang bisa berenang sendiri kesana kemari tanpa aku dampingi, thanks God so glad to know it.



Well, begitulah alkisah cerita kenapa Ismi memberiku compliment tersebut diatas. Memang benar ada kepuasan tersendiri jauh dilubuk hati kita ketika kita bisa memberikan sesuatu kepada orang lain, apalagi orang tersebut sangat senang dengan pemberian kita. Sesungguhnya kesenangan si pemberi jauh lebih besar dari yang diberi. Jadi inget status FB salah satu temanku Mba Ferlita Sari :

''Saat orang senang dan bahagia dengan pemberian kita, pastilah kita akan jauh berbahagia dari mereka. Hukum yang sampai saat ini tak terbantahkan...''

Ngemeng-ngemeng tentang memberi, buat saya dalam Bahasa Inggris give = gift. Maksudnya ketika kita memberikan sesuatu untuk orang lain, maka kita telah memberi hadiah untuk diri kita sendiri. Sebisa mungkin berikanlah segala sesuatu yang bisa kita berikan kepada orang lain dengan hati, karena biasanya sesuatu yang datang dari lubuk hati akan diterima dengan hati oleh si penerima, artinya berilah dengan rasa tulus ikhlas sehingga ada keberkahan baik bagi penerima maupun pemberi, Insya Allah.

Yuks, kita tebarkan rahmat dengan budaya saling memberi agar mereka juga bisa menikmati apa yang kita nikmati seperti matahari dan bulan yang dengan setia memberi sinarnya dengan cuma-cuma.... Bahagia mereka, bahagia kita juga :-)


عَلَى الْمِنْبَرِ، وَهُوَ يَذْكُرُ الصَّدَقَةَ وَالتَّعَفُّفَ عَنِ الْمَسْأَلَةِ : اَلْيَدُ الْعُلْيَا خَيْرٌ مِنَ الْيَدِ السُّفْلَى. وَالْيَدُ الْعُلْيَا اَلْمُنْفِقَةُ. وَالسُّفْلَى اَلسَّائِلَةُ
Hadits riwayat Abdullah bin Umar Radhiyallahu’anhu: Bahwa Rasulullah Shallallahu alaihi wassalam ketika berada di atas mimbar, beliau menuturkan tentang sedekah dan menjaga diri dari meminta. Beliau bersabda: Tangan yang di atas lebih baik dari tangan yang di bawah. Tangan yang di atas adalah yang memberi dan yang di bawah adalah yang meminta

عَنْ حَكِيْمِ بْنِ حِزَامٍ ؛ أَنَّ رَسُوْلَ اللهِ صلى الله عليه وسلم قَالَ: أَفْضَلُ الصَّدَقَةِ (أَوْ خَيْرُ الصَّدَقَةِ) عَنْ ظَهْرِ غَنِىٍّ. وَالْيَدُ الْعُلْيَا خَيْرٌ مِنَ الْيَدِ السُّفْلَى. وَابْدَأْ بِمَنْ تَعُوْلُ
Hadits riwayat Hakim bin Hizam Radhiyallahu’anhu: Bahwa Rasulullah Shallallahu alaihi wassalam bersabda: Sedekah yang paling utama atau sedekah yang paling baik adalah sedekah dari harta yang cukup. Tangan yang di atas lebih baik dari tangan yang di bawah. Mulailah dari orang yang engkau tanggung (nafkahnya)


.:SiBart @020512

Tidak ada komentar: